“Yang kami khawatirkan dampak dari film itu yang bisa membuat penonton, khususnya umat Islam, percaya kiamat pasti terjadi pada 2012. Itu menyesatkan. Kiamat pasti datang, tapi kapan terjadinya, menurut agama, tak ada yang dapat memastikannya,” kata Zubaidi, Senin (16/11). Ia sendiri mengaku belum menonton film tersebut.
Selain menyesatkan, dampak penayangan “2012” dapat meresahkan dan menimbulkan kepanikan masyarakat dunia, termasuk muslim di Indonesia. Penayangan “2012” dapat mempengaruhi orang untuk mengikuti aliran sesat yang dengan gampangnya mempercayai hari kiamat versi Hollywood itu.
Sebenarnya, film “2012” ini sendiri menceritakan terjadinya hari kiamat menurut penanggalan kuno bangsa Maya yang jatuh pada 21 Desember 2012 yang ditandai dengan mahabencana alam pada skala global. Film garapan Roland Emmerich (sutradara spesialis film bergenre science fiction) ini memang sangat menyedot animo khalayak umum di seluruh dunia. Dengan jadwal penayangan perdana yang serentak di 21 Cineplex seluruh Indonesia, sangat jelas terlihat bahwa masyarakat begitu menantikan kehadiran film ini.
Menyikapi himbauan dari pihak MUI Kab. Malang yang demikian adanya, LinkaranQ merasa hal tersebut bisa jadi boleh dibilang terlalu dibesar-besarkan. Masyarakat kita bukanlah komunitas orang-orang bodoh yang mudah untuk terpengaruh begitu saja. Sebagai penonton, masyarakat juga memiliki filter dan daya nalar yang baik terhadap apa yang mereka tonton. LinkaranQ yakin bahwa dalam menyikapi hal ini kita tidak perlu terlalu bersikap over paranoid.
Bagi siapapun yang masih belum sempat meluangkan waktu menonton film ini maka LinkaranQ menghimbau untuk segera menontonnya. Bukan ajaran sesat yang akan kita dapatkan setelah menonton film "2012" ini, justru dengan adanya film ini kita diajak untuk lebih menginstropeksi diri kita untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari ini. Karena kita semua tidak ada yang tahu kapan Kiamat itu sebenarnya akan terjadi.
Post a Comment